Kamis, 24 Februari 2011

PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN PULOKERTO GANDUS KOTA PALEMBANG

Dina Muthmainnah
Mahasiswa Program Doktor Ilmu-ilmu Lingkungan, PPS-Universitas Sriwijaya

Hingga saat ini pertanian masih menjadi sektor primadona bagi mayoritas rakyat Indonesia. Sayangnya pada beberapa daerah sektor pertanian hanya sebatas sebagai lahan untuk bertahan hidup. Padahal bila diterapkan dengan konsep yang terencana, terpadu dan komprehensif, kawasan pertanian merupakan investasi bisnis yang menjanjikan. Konsep pembangunan pertanian terpadu inilah yang sekarang sedang digerakkan Pemerintah Kota Palembang dengan menata Desa Pulokerto dan Pulau Pulokerto Kecamatan Gandus melalui program pembangunan pertanian terpadu berkonsep agropolitan.

Pembangunan berkonsep agropolitan tentunya bertujuan mewujudkan kawasan pertanian terpadu yang berkelanjutan, berbasis sumberdaya air dan bernuansa wisata. Konsep ini diyakini mampu mengangkat martabat masyarakat setempat dengan meningkatkan kemampuan perekonomian mereka. Dengan usaha pemerintah yang konsisten tentu bukanlah hal yang sulit untuk mencapai misi mewujudkan lumbung pangan terutama melalui budidaya ikan air tawar, wisata sungai dan agrowisata, tetapi tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kemakmuran dari kawasan tertinggal ini.

Seiring dengan dicanangkannya Gandus sebagai daerah berkonsep agropolitan, telah terlihat kemajuannya. Sebelumnya, wilayah ini termasuk daerah kumuh, terbelakang dan identik dengan kemiskinan. Infrastruktur kurang berkembang, sarana dan prasarana jalan, kesehatan, dan pendidikan sangat minim. Tapi saat ini daerah ini telah berkembang seiring dengan pembenahan dan pemberdayaan potensi-potensi lokal seperti pertanian dan perikanan.

Dipilihnya Gandus sebagai pilot project pembangunan pertanian terpadu berkonsep agropolitan karena Pulokerto memiliki kekhasan areal pertanian yaitu arealnya yang luas. Selain itu Pulokerto dekat dengan kawasan Agrotechnopark di Ogan Ilir dan Muaraenim, sehingga industri untuk pengolahan hasil pertanian sudah tersedia. Demikian juga dukungan infrastruktur lengkap yang akan dibangun, yaitu jalan, ketersediaan air bersih dan listrik. Yang perlu dilakukan adalah memberikan bimbingan bagi masyarakat di wilayah ini, bagaimana cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan yaitu bercocok tanam, pola penangkaran ikan, misalnya menggunakan keramba ataupun kolam biasa.

Diharapkan kegiatan usaha pertanian dan perikanan ini juga tetap menjaga kawasan ini bebas dari dampak penggunaan pupuk, pestisida dan sedimentasi dari makanan ikan. Untuk itu pada kawasan tersebut harus dibuat beberapa zona yang berfungsi mempertahankan biota asli daerah tersebut. Dengan demikian daerah ini tidak hanya menjadi daerah pertanian (agropolitan) tapi juga dapat menjadi areal yang tetap mempertahankan kelestarian lingkungannya yang dapat dikategorikan sebagai unsur ekologi (ecology), juga sebagai areal pendidikan (education) dan memberikan unsur wisata (entertainment). Dan ketiga unsur tersebut bila dipadukan menjadikan Gandus sebagai daerah agroecoedutainment.

Dalam mewujudkan kota agropolitan di Kelurahan Pulokerto ini, ada beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat setempat dalam melakukan kegiatan pertanian yaitu minimnya ketersediaan air untuk keperluan tanaman terutama pada musim penghujan dan minimnya ketersediaan sarana dan prasarana seperti jalan, saluran irigasi. Karena wilayah ini merupakan lahan basah maka akan terendamnya kawasan pertanian akibat banjir pada musim penghujan. Pembangunan fisik tata air tidak dapat dielakkan dari kegiatan ini. Akan muncul masalah bila pemerintah dan masyarakat tidak dapat mengintegrasikan infrastruktur dan pembangunan tersebut dengan lingkungan masyarakat setempat dan alam.

PENGEMBANGAN KAWASAN DAN PENGINTEGRASIAN PEMBANGUNAN DENGAN LINGKUNGAN

Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus merupakan areal lahan basah, sehingga pengairan sebenarnya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis. Pada kenyataannya hal ini menjadi kendala. Pada saat musim kering akan terjadi kekeringan pada lahan pertanian, dan yang dilakukan adalah pembuatan atau perbaikan dari saluran irigasi. Pembuatan saluran ini haruslah memperhatikan infrastruktur dan memilih material yang benar sehingga dapat memaksimalkan penggunaan dan lingkungan terproteksi dari bahan-bahan. Proteksi lingkungan ini penting karena dampak yang akan ditimbulkan kepada lingkungan juga rendah walaupun belum bisa dikatakan nihil.

Lahan basah merupakan lahan yang sulit untuk diolah menjadi areal pertanian. Untuk itu perlu bantuan alat berat (handtractor) untuk membantu mengolah kawasan ini. Aliran air anak Sungai Musi tidak lancar karena banyaknya terjadi sedimentasi pada aliran anak sungai tersebut. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan harus melakukan normalisasi anak-anak sungai tersebut. Juga pada saat musim hujan dimana lahan ini akan tergenang, tentunya perlu pembuatan dan perbaikan pintu air dan saluran irigasi.

Sedangkan untuk menunjang kawasan Agrowisata di Pulau Pulokerto, Dinas Perhubungan akan membuat kanal membelah Pulau Pulokerto yang memang sudah ada alur sungainya. Kanal ini berfungsi untuk transportasi pengunjung menikmati kawasan Agrowisata langsung dengan perahu ketek. Juga dengan melebarkan sungai kecil yang sudah ada. Nantinya perahu ketek ukuran sedang langsung bisa masuk melewati kanal tersebut. Yang saat ini telah dibangun adalah dermaga bagi kapal yang akan tambat di Pulokerto, nanti juga akan ditambah dermaga baru di Pulau Pulokerto.

UPAYA-UPAYA PROTEKSI LINGKUNGAN

Bersamaan dengan usaha menangani kendala-kendala dalam pengembangan kawasan agropolitan, tetap perlu dilakukan upaya-upaya untuk memproteksi lingkungan dari akibat penanganan dan pengembangan tersebut. Dengan kata lain pembangunan harus dilaksanakan tetapi tetap berwawasan lingkungan. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan lahan dan air seperti optimalisasi lahan kawasan pangan yang di dalamnya menyangkut kegiatan perbaikan sarana dan prasarana irigasi, perbaikan kesuburan lahan, pemberian bantuan benih, pupuk, alat pertanian, insektisida dan lain-lain. Pemberian paket bantuan ini harus seiring dengan penyuluhan dan pembinaan bagi masyarakat petani sehingga petani tersebut tidak melakukan hal-hal yang berdampak terhadap lingkungan. Pembinaan untuk penggunaan pupuk, alat pertanian dan insektisida yang tetap harus tetap dilakukan secara rutin.

Dalam upaya pengembangan suatu daerah adalah membuka akses ke daerah tersebut, dan ini telah dilakukan dengan membuat jalan usaha tani yang bermanfaat bagi fasilitas kegiatan usaha pertanian.

Kegiatan pengelolaan lahan dan air ini dapat dilakukan bersama antara pemerintah dan masyarakat dengan harapan dapat menumbuhkan rasa memiliki bagi para petani sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk selalu memelihara dan mengembangan kegiatan dengan tetap memperhatikan lingkungan. Dengan demikian hasil yang didapat akan jauh berkualitas dibandingkan dengan daerah lain

Perlu juga dibuat peraturan daerah sehingga mampu menjaga keberadaan dan keberlangsungan lahan pertanian yang berwawasan lingkungan.

PENUTUP

Dalam upaya pengembangan Gandus sebagai daerah Agropolitan yang tentunya harus tetap memperhatikan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan perlu dilakukan pelatihan dan penyuluhan kepada petani. Upaya ini dilakukan agar para petani dapat mengelola pertanian dengan cara yang lebih benar dan modern dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi di bidang pertanian dan dapat meningkatkan produktivitas petani. Perlu konsistensi pemerintah daerah dalam pemanfaatan tata guna lahan agar penempatan tiap–tiap sektor sesuai dengan kondisi lahan. Pembuatan zona-zona pertanian, perikanan, wisata, pelestarian flora dan fauna haruslah dipatuhi agar tujuan pengembangan wilayah ini dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar